tag-loc
Download aplikasi mySF dan dapatkan lebih banyak hadiah WOW!
DOWNLOAD

Peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) 2024 dengan Pelatihan Bank Sampah untuk Guru-Guru Sekolah di Tangerang Selatan

Tangsel, 21 Februari 2024. Dalam rangka Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) Tahun 2024 yang diperingati pada tanggal 21 Februari 2024, para pegiat lingkungan berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Tangerang Selatan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangerang Selatan, Binus University, Smartfren Telecom, Kamibox, WCD Banten, Perkumpulan Bank Sampah Tangsel dan Kabupaten Tangerang, Komunitas Guna Ulang Aja, Rumah Edukasi Komunitas Pilah Sampah, Alva Group dan dikoordinir oleh Tim Fasilitasi CSR Tangerang Selatan menyelenggarakan acara dengan tema “Atasi Sampah Plastik dengan Cara Produktif & Pendirian Bank Sampah Sekolah”. 

Pada acara ini, dilaksanakan juga Pelatihan Bank Sampah berupa Training Of  Trainer (ToT) Guru dari 30 Sekolah mulai dari level SD, SMP sampai SMA, baik dari sekolah negeri maupun swasta, yang diarahkan untuk mendirikan bank sampah sekolah sebagai salah satu upaya untuk mengurangi jumlah sampah terbuang ke TPA sekaligus mendidik dan membiasakan siswa sekolah untuk memanfaatkan sampah menjadi sumber daya, dengan pembiasaan memilah sampah sejak dari sumber. 

Acara ini diselenggarakan di Kampus BINUS Alam Sutera Kecamatan Serpong Utara Tangerang Selatan. Acara ini dibuka oleh sambutan dari Direktur BINUS Alam Sutera Prof. Dr. Lim Sanny, S.T., MM, yang didampingi beberapa pejabat BINUS yaitu Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, MM., Dr. Yohannes Kurniawan (Vice Rector Student Affairs), serta beberapa dosen dari BINUS Business Creation.  

Acara berikutnya adalah sambutan dari  Ketua Tim Fasilitasi CSR Tangerang Selatan Hj. Lista Hurustiati, S.H, M.H,  yang dalam sambutannya menyampaikan, “Pemerintah Kota Tangerang Selatan selalu konsisten melakukan penanggulangan sampah yang memang bukan hanya menjadi persoalan Kota Tangerang Selatan saja, akan tetapi juga menjadi persoalan dunia, yang akan menjadi lebih mudah penanganannya jika semua elemen masyarakat mengambil peran dan andil untuk merekayasa sampah, mendaur ulang, dapat dimanfaatkan dan digunakan kembali.” 

Berikutnya, Benyamin Davnie selaku Walikota Tangerang Selatan memberikan sambutan pengarahan yang mengatakan, “Kegiatan simulasi dan ToT merupakan faktor yang dapat mendorong penanganan sampah dalam jangka pendek dan jangka panjang, termasuk mendirikan bank sampah yang akan mencetak para pejuang dan pahlawan lingkungan di penanganan sampah. Semua pihak diharapkan ikut maju terlibat bersama pemerintah, baik komunitas, sekolah-sekolah, media, swasta seperti Smartfren, dan perguruan tinggi seperti BINUS.” Di akhir sambutan, Walikota berkesempatan membuka acara ini dan sekaligus menyaksikan peluncuran program #TukarSampahJadiKuota dari Smartfren. 

Para narasumber acara ini berasal dari berbagai komunitas diantaranya adalah Nasuri dan Enisa Djudira dari Komunitas GUA (Guna Ulang Aja), Helda Fachri dari Bank Sampah Jaya DanaKirti, Dr. Dani Akhyar dari Smartfren Telecom, dan Nahdya Maulina dari Rumah Edukasi Komunitas Pilah Sampah. Setelah selesai pemaparan materi dilanjutkan dengan melakukan praktek pemilahan sampah non organik oleh semua peserta pelatihan yang dimentori dan didampingi 26 orang pegiat dan pengurus bank sampah, diantaranya adalah dari Bank Sampah Jaya DanaKirti, The Savia BSD, The Height Serpong, Puspita BSD, Green Cove Asri BSD, ERSIH Bintaro, GK07 BSD, Cosmo BSD, Verdant Ville BSD, Garboyan Bestari Bintaro, Sevilla BSD, Kireina BSD, Saprolink BSD, Kencana Berseri, Bumi Hijau Cemerlang Kabupaten Tangerang, Pemuda Masjid Cisauk Kabupaten Tangerang dan Komunitas Ikat Biru. 

Helda Fachri yang juga merupakan salah satu inisiator acara dari Program kerja Divisi Lingkungan Hidup di Tim Fasilitasi CSR Tangerang Selatan sekaligus Founder Bank Sampah Jaya DanaKirti menyampaikan, “Saya berharap ToT ini dapat dilanjutkan menjadi gerakan aksi nyata di sekolah-sekolah dengan program bank sampah sekolah, agar dapat merubah cara pandang dan perilaku anak didik bahwa sampah adalah sumber daya yang memberi manfaat bukan hanya menjadi beban ekologis dan lingkungan saja.” 

Dr. Dani Akhyar selaku Head of Community Development & CSR Smartfren Telecom yang juga Ketua Divisi Pendidikan di Tim Fasilitasi CSR Kota Tangsel memberikan pemaparan tentang program inovasi #TukarSampahJadiKuota yang diluncurkan perdana di Tangsel pada hari ini. Dani mengatakan, “Program ini adalah sebuah inovasi baru, yang mengawinkan permasalahan sampah di masyarakat Tangsel dan kebutuhan kuota internet yang semakin meningkat. Dalam program ini, para nasabah bank sampah punya opsi baru yaitu me-redeem tabungan sampah mereka menjadi kuota internet cepat Smartfren.” 

Program ini adalah realisasi salah satu misi Panca Garda Smartfren yaitu Garda Lingkungan. Sejak awal Januari hingga akhir Februari 2024, Smartfren melaksanakan 9 kegiatan Garda Lingkungan di 7 kota yaitu Tangsel, Kab Bandung Barat, Natuna, Sragen, Boyolali, Tulungagung, dan Klaten. Selain bertema Bank Sampah dan #TukarSampahJadiKuota, tema kegiatannya beragam, antara lain pembersihan pantai, pembuatan eco enzyme, workshop produk daur ulang, edukasi 3R dan bebas plastic, mengolah minyak jelantah, dsb.  

Kegiatan pelatihan ini sangat menarik karena dikemas Acara Tanpa Sampah, dimana peserta yang mengikuti pelatihan, diwajibkan meminimkan terjadinya timbulan sampah dengan membawa bekal makanan dan tumbler minum masing-masing, sebagai upaya role model kepada anak didik untuk membiasakan perilaku 3R yaitu dengan mengurangi, menggunakan kembali dan mendaur ulang sampah, serta memanfaatkan perangkat elektonik, baik untuk banner, spanduk, flyer maupun sertifikat penghargaan yang dikemas secara paperless (tanpa kertas), bahkan melakukan rapat koordinasi pra dan pasca kegiatan dengan perangkat zoom meeting, sebagai upaya mengurangi jejak karbon. 

Amazing mom and kids Festival

Tentu, menjadi seorang ibu memang penuh tantangan dan kadang-kadang melelahkan. Untuk itu Smartfren Community Sragen mengadakan kolaborasi event bersama playdate Sragen, Rhea mom baby healthcare and spa. Dengan tema Amazing mom and kids Festival. Acara berlangsung di Rhea mom baby healthcare and spa, pada hari Sabtu tanggal 24 February 2024, acara di hadiri ibu Agustin Sri Sumiwi,SST.Mkes

Kabid kesmas Dinas kesehatan kabupaten Sragen. Dan beberapa sponsor dari Goodies, Super skin dan play date Sragen. Materi yang disampaikan Narasumber ibu Arfilisiana An Nafi, S.Pd.Si., M.Si beliau berbagi pengalaman dan belajar bersama, kita dapat mengurangi beban tersebut dan tumbuh bersama sebagai orangtua yang lebih kuat. Melalui kolaborasi dalam belajar dan berkembang bersama anak-anak kita, kita bisa menemukan cara-cara baru untuk meningkatkan kualitas hubungan dan pembelajaran di rumah.

Selain itu, ide-ide aktivitas bermain di rumah melalui kelas main bayi dapat menjadi sumber inspirasi yang berharga bagi para ibu. Dengan memperkenalkan berbagai kegiatan yang menyenangkan dan bermanfaat, kita dapat memberikan stimulasi yang tepat untuk perkembangan anak-anak kita. Dari permainan sederhana hingga proyek kreatif, kolaborasi dalam menciptakan lingkungan belajar yang merangsang akan memberikan manfaat jangka panjang bagi pertumbuhan dan perkembangan si kecil.

Dengan demikian, melalui kerja sama dan inovasi dalam memperkenalkan aktivitas-aktivitas bermain yang mendidik di rumah, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan anak-anak secara holistik. Dengan tetap terhubung dan berbagi pengalaman dengan sesama orangtua, kita bisa merasa lebih termotivasi dan siap menghadapi perjalanan mendampingi anak-anak kita dengan penuh semangat dan keberdayaan.

Smartfren Community Grobogan Gelar Workshop Jurnalisme Warga

Minggu (25/2/2024) Smartfren Community Grobogan mengadakan acara Workshop Jurnalisme Warga bertajuk “Menjadi Jurnalis Warga yang Efektif” di Hall Swalayan Luwes Purwodadi. Workshop yang diikuti 30-an peserta itu menghadirkan narasumber wartawan Murianews.com, Saiful Anwar.

Leader Smartfren Community Grobogan, Badiatul Muchlisin Asti, dalam sambutan pembukanya menyatakan, workshop diadakan dalam rangka membekali peserta kemampuan jurnalisme di tengah derasnya arus perkembangan media sosial.

Menurutnya, era media sosial telah menjadikan setiap orang begitu gampang melakukan share informasi, baik informasi itu diproduksinya sendiri maupun hasil produksi orang lain. Sayangnya, produksi informasi dan semangat berbagi itu acap tidak diimbangi kemampuan menghimpun data, menganalisis dan memverifikasi data serta menuliskannya secara efektif.

“Sehingga yang terjadi bukannya informasi yang mencerahkan, justru sering terjebak kepada potensi penyebaran hoaks dan fitnah, bahkan lebih jauh ujaran kebencian,” jelas pria yang akrab disapa Asti itu.

Asti menjelaskan, jurnalisme warga adalah proses jurnalisme yang dilakukan oleh warga biasa, bukan dilakukan oleh seorang jurnalis profesional. Kendati dikerjakan oleh warga biasa, seseorang yang terlibat dalam proses jurnalisme harus memperhatikan kaedah dan kode etik jurnalistik. Sehingga informasi yang disampaikannya betul-betul bermanfaat dan mencerahkan masyarakat, bukan sebaliknya.

Setiap Orang Bisa Jadi Jurnalis

Sementara itu, dalam paparannya, Saiful Anwar menyatakan, setiap orang bisa menjadi jurnalis atau wartawan. Beda jurnalis profesional dan jurnalis warga terletak pada medianya. Juga pada aspek perlindungan hukum. Seorang jurnalis profesional dalam kerja jurnalismenya dilindungi undang-undang pers, sementara jurnalis warga tidak.

Selanjutnya Saiful Anwar memaparkan cara kerja jurnalis dalam memproduksi berita, sejak menghimpun data di lapangan melalui observasi, wawancara, dan riset. Menurutnya, wawancara adalah ujung tombak wartawan.

“Saat wawancara, ajukan pertanyaan secara terbuka kepada narasumber, berikan umpan balik jawaban narasumber, dan korek sebanyak-banyaknya informasi dari narasumber,” jelas Saiful Anwar yang juga pengurus Bidang Pendidikan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Grobogan.

Di sisi lain, Saiful Anwar menyatakan bahwa seorang jurnalis dalam bekerja harus bersikap skeptis. Artinya, seorang jurnalis jangan terlalu percaya kepada narasumber. Bandingkan dengan sumber yang lain. Juga bandingkan dengan pengamatan langsung di lapangan. Tujuannya, tentu agar tidak terjebak kepada informasi yang bias atau sepihak.

Setelah pemaparan materi, dilanjutkan diskusi dan sharing terkait jurnalisme warga. Sejumlah peserta nampak antusias menyampaikan pertanyaan dan sejumlah kasus yang mereka hadapi saat mencoba melakukan kritik sosial melalui jurnalisme warga.

Leader Smartfren Community Grobogan Badiatul Muchlisin Asti menyatakan, workshop tidak hanya berhenti pada pertemuan ini saja. “Peserta akan mendapatkan bimbingan secara daring melalui WAG, sehingga diharapkan peserta benar-benar bisa ikut serta berpartisipasi dalam pengelolaan informasi melalui jurnalisme warga yang efektif,” tutur Asti.

© Copyright 2024 smartfren. All Rights Reserved

SmartyChatBot
Chat with Smarty